Jumat, 16 Mei 2014

Buka bersama dan Santunan Lebaran Anak yatim

Pengurus BAZDA Kab.Poso Menyerahkan Santunan Secara Simbolis
Poso,26 Agustus 2011.
Rasa syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah mencurahkan nikmat kepada kita sehingga masih bisa melaksanakan program-program LAZISH Amanatul Ummah,termasuk pada Bulan Ramadhan kemarin.Kami bekerjasama dengan BAZDA  Kabupaten Poso dan para donatur karyawan PLTA Sulewana Menyelenggarakan Program Buka Bersama dan Santunan Lebaran kepada Anak Yatim.
Tepatnya di Masjid Agung Baiturrahman Poso acara tersebut kami gelar.Saat ini belum banyak yang bisa kami berikan kepada mereka, tapi mudah-mudahan santunan tersebut minimal membuat hati mereka gembira bahwa di kota poso ini masih ada orang-orang yang memperhatikan mereka.
Banyaknya anak yatim miskin yang hadir telah menyentuh hati kami sehingga kami pun merencanakan akan memberikan santunan kepada mereka secara rutin, insya Allah.Dan upaya kami pun tak terlepas dari uluran tangan para dermawan yang dengan ikhlas membagikan sedikit rezekinya kepada kami.
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada segenap pengurus masjid Agung Baiturrahman atas kerjasamanya sehingga acara ini bisa berjalan dengan baik.Dan juga kepada Pengurus BAZDA Kabupaten Poso semoga tetap terjalin kerjasama yang baik dengan kami di program-program kami kedepan.
Akhirnya semoga mereka tetap diberi kesabaran atas ujian kemiskinan yang mereka jalani sehingga mereka tidak menukar keimanan mereka dengan sedikit kenikmatan dunia.Dan mudah-mudahan semakin banyak orang yang terbuka pintu hatinya untuk mau peduli terhadap sesama.Amiin...

Mereka yang terlupakan oleh kita

Poso, Rabu 29 Desember 2011
Mbah Surip (90 th), mbah Tukiran (81 th), mbah Wiji sukaji (72 th), mbah Sukamto (70 th) dan mbah Sangkarjo (82 th), adalah warga yang tinggal di kel. Gebangrejo yang pada hari rabu, 29 desember 2011 Alhamdulillah kami dari LAZISH AMANATUL UMMAH diberikan kesempatan oleh Allah 'Azzawajalla menyalurkan dana yang kami terima dari para donator dalam bentuk santunan insidental yang berupa paket sembako.
Kegiatan santunan dimulai pada jam 10.30 siang  waktu setempat dengan pengurus LAZISH yang lain kami berangkat dari kantor, menuju rumah pak Roso selaku imam di masjid Nurul yaqin, untuk turut serta dalam pemberian santunan kapada mbah Surip, mbah Tukiran dan mbah Wiji sukaji. Kalau melihat dari keterangan usia dari mbah-mbah tersebut dapat kita simpulkan bahwa mereka adalah para lansia yang sudah tidak mampu lagi bekerja hanya mengharapkan uluran tangan dari sang anak-anak  atau kapada lembaga-lembaga yang bergerak dibidang sosial sebagaimana halnya LAZISH AMANATUL UMMAH. “bapak sudah tidak mampu bekerja apa-apa nak, karena nafasnya sudah tidak kuat lagi, untuk jalan 200 meter ke mushola saja harus istirahat berkali-kali”.tutur mbah Ratinah mengenai kondisi sang suami (mbah Wiji sukaji) saat kami berkunjung kerumahnya. Yah dari penjelasan warga yang tinggal disekitar rumah mbah wiji sukaji, menjelaskan kepada petugas LAZISH bahwa Mbah Wiji rajin ke mushola. Sholat lima waktunya dikerjakan di mushola. “mbah Wiji itu kalo pergi sholat mesti istirahat dulu sambil ngurut dadanya agar bisa sampai di mushola,” ujar warga yang menjadi jama'ah tetap mushola tersebut. Begitu bersemangatnya mbah Wiji dalam melaksanakan perintah Allah yaitu sholat meski kondisinya  sudah membolehkan ia untuk melaksanakan sholat di rumah saja.
Setelah kami menyantuni ke tiga mbah tersebut, kami meneruskan kegiatan santunan disore hari. Tepatnya ba'da ashar kami bergegas menuju “rumah” mbah Sukamto Dengan di temani ketua R.T.05 dan mbah sangkarjo. Kami melihat kondisi tempat  tinggal mbah Sukamto dan anak-anak nya, yang jauh sekali kalau di sebut rumah. Karena hanya berdinding seng dan beratap daun rumbia, yang menempel dibangunan bekas orang cina yang telah ditinggal pergi saat kerusuhan, dan yang lebih menyedihkan lagi berlenterakan pelita. Nasib malang bagi mbah Sukamto yang pencaharian nya sebagai pemulung. Setelah kami jelaskan sedikitnya mengenai kedatangan kami, mbah Sukamto dan sekeluarga  merasa senang karena mendapatkan bantuan yang tidak disangka-sangka. Tak lupa juga kami meminta kepada mbah-mbah yang kami santuni untuk mendoakan para donator agar diberikan rizki yang lebih oleh Allah dan kami minta untuk tetap ingat kepada Allah dalam hidup kita di dunia ini.
Akhirnya kami dari pengurus LAZISH AMANATUL UMMAH mengucapkan jazakumullah dan terimakasih banyak kepada segenap donatur, yang mana dengan donasi yang telah diberikan ke lembaga kami menjadi perantara hubungan yang harmonis antar saudara kita seagama yang bernasib malang. Semoga dengan doa yang mereka panjatkan saat menerima santunan, dapat membuka pintu-pintu rezki yang lain yang telah Allah tetapkan untuk kita, Amiin.

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim


Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَا »  وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئاً
Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang meyantuni anak yatim, sehingga imam Bukhari mencantumkan hadits ini dalam bab: keutamaan orang yang mengasuh anak yatim.
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:
  • Makna hadits ini: orang yang menyantuni anak yatim di dunia akan menempati kedudukan yang tinggi di surga dekat dengan kedudukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • Arti “menanggung anak yatim” adalah mengurusi dan memperhatikan semua keperluan hidupnya, seperti nafkah (makan dan minum), pakaian, mengasuh dan mendidiknya dengan pendidikan Islam yang benar.
  • Yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya sebelum anak itu mencapai usia dewasa.
  • Keutamaan dalam hadits ini belaku bagi orang yang meyantuni anak yatim dari harta orang itu sendiri atau harta anak yatim tersebut jika orang itu benar-benar yang mendapat kepercayaan untuk itu.
  • Demikian pula, keutamaan ini berlaku bagi orang yang meyantuni anak yatim yang punya hubungan keluarga dengannya atau anak yatim yang sama sekali tidak punya hubungan keluarga dengannya.
  • Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan mengasuh anak yatim, yang ini sering terjadi dalam kasus “anak angkat”, karena ketidakpahaman sebagian dari kaum muslimin terhadap hukum-hukum dalam syariat Islam, di antaranya: