Poso, Rabu 29 Desember 2011
Mbah Surip (90 th), mbah Tukiran (81 th), mbah Wiji sukaji (72 th), mbah Sukamto (70 th) dan mbah Sangkarjo (82 th), adalah warga yang tinggal di kel. Gebangrejo yang pada hari rabu, 29 desember 2011 Alhamdulillah kami dari LAZISH AMANATUL UMMAH diberikan kesempatan oleh Allah 'Azzawajalla menyalurkan dana yang kami terima dari para donator dalam bentuk santunan insidental yang berupa paket sembako.
Kegiatan santunan dimulai pada jam 10.30 siang waktu setempat dengan pengurus LAZISH yang lain kami berangkat dari kantor, menuju rumah pak Roso selaku imam di masjid Nurul yaqin, untuk turut serta dalam pemberian santunan kapada mbah Surip, mbah Tukiran dan mbah Wiji sukaji. Kalau melihat dari keterangan usia dari mbah-mbah tersebut dapat kita simpulkan bahwa mereka adalah para lansia yang sudah tidak mampu lagi bekerja hanya mengharapkan uluran tangan dari sang anak-anak atau kapada lembaga-lembaga yang bergerak dibidang sosial sebagaimana halnya LAZISH AMANATUL UMMAH. “bapak sudah tidak mampu bekerja apa-apa nak, karena nafasnya sudah tidak kuat lagi, untuk jalan 200 meter ke mushola saja harus istirahat berkali-kali”.tutur mbah Ratinah mengenai kondisi sang suami (mbah Wiji sukaji) saat kami berkunjung kerumahnya. Yah dari penjelasan warga yang tinggal disekitar rumah mbah wiji sukaji, menjelaskan kepada petugas LAZISH bahwa Mbah Wiji rajin ke mushola. Sholat lima waktunya dikerjakan di mushola. “mbah Wiji itu kalo pergi sholat mesti istirahat dulu sambil ngurut dadanya agar bisa sampai di mushola,” ujar warga yang menjadi jama'ah tetap mushola tersebut. Begitu bersemangatnya mbah Wiji dalam melaksanakan perintah Allah yaitu sholat meski kondisinya sudah membolehkan ia untuk melaksanakan sholat di rumah saja.
Setelah kami menyantuni ke tiga mbah tersebut, kami meneruskan kegiatan santunan disore hari. Tepatnya ba'da ashar kami bergegas menuju “rumah” mbah Sukamto Dengan di temani ketua R.T.05 dan mbah sangkarjo. Kami melihat kondisi tempat tinggal mbah Sukamto dan anak-anak nya, yang jauh sekali kalau di sebut rumah. Karena hanya berdinding seng dan beratap daun rumbia, yang menempel dibangunan bekas orang cina yang telah ditinggal pergi saat kerusuhan, dan yang lebih menyedihkan lagi berlenterakan pelita. Nasib malang bagi mbah Sukamto yang pencaharian nya sebagai pemulung. Setelah kami jelaskan sedikitnya mengenai kedatangan kami, mbah Sukamto dan sekeluarga merasa senang karena mendapatkan bantuan yang tidak disangka-sangka. Tak lupa juga kami meminta kepada mbah-mbah yang kami santuni untuk mendoakan para donator agar diberikan rizki yang lebih oleh Allah dan kami minta untuk tetap ingat kepada Allah dalam hidup kita di dunia ini.
Akhirnya kami dari pengurus LAZISH AMANATUL UMMAH mengucapkan jazakumullah dan terimakasih banyak kepada segenap donatur, yang mana dengan donasi yang telah diberikan ke lembaga kami menjadi perantara hubungan yang harmonis antar saudara kita seagama yang bernasib malang. Semoga dengan doa yang mereka panjatkan saat menerima santunan, dapat membuka pintu-pintu rezki yang lain yang telah Allah tetapkan untuk kita, Amiin.